Langsung ke konten utama

ARTIKEL 9: PENIPISAN LAPISAN OZON SECARA PROSES KIMIA DAN LINGKUNGAN

 Lapisan ozon adalah lapisan gas tipis yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet (UV) berbahaya matahari. Namun, sejak tahun 1970-an, penipisan lapisan ozon telah menjadi masalah global yang serius. Penipisan lapisan ozon dapat terjadi akibat berbagai faktor, termasuk emisi bahan kimia berbahaya ke atmosfer dan perubahan lingkungan yang mempercepat proses penipisan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang penipisan lapisan ozon secara kimiawi dan lingkungan, serta sumber informasi yang dapat dipercaya. Lapisan ozon adalah lapisan gas tipis di atmosfer yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Fungsi utama lapisan ozon adalah melindungi bumi dari sinar ultraviolet (UV) berbahaya matahari yang dapat menyebabkan kerusakan kulit dan kanker kulit. Sejak tahun 1970-an, penipisan lapisan ozon telah menjadi masalah global yang serius, dan semakin memprihatinkan karena belum ada solusi yang tepat untuk mengatasinya.

Penipisan lapisan ozon dapat terjadi akibat berbagai faktor, termasuk emisi bahan kimia berbahaya ke atmosfer dan perubahan lingkungan yang mempercepat proses penipisan. Salah satu bahan kimia yang paling berbahaya bagi lapisan ozon adalah CFC (Chlorofluorocarbon), yang digunakan dalam berbagai produk, seperti aerosol, AC, dan pendingin. Selain itu, perubahan lingkungan juga mempercepat proses penipisan lapisan ozon, seperti deforestasi dan polusi udara.

Sumber:google.com


 Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang penipisan lapisan ozon secara kimiawi dan lingkungan, serta sumber informasi yang dapat dipercaya. Penjelasan yang lebih rinci mengenai mekanisme penipisan lapisan ozon akan diuraikan, termasuk dampaknya pada kesehatan manusia dan lingkungan. Kita juga akan membahas berbagai solusi yang telah dicoba untuk mengatasi masalah penipisan lapisan ozon, seperti penggunaan bahan kimia alternatif dan kampanye penyadaran masyarakat.

PENIPISAN LAPISAN OZON SECARA KIMIAWI

Penipisan lapisan ozon secara kimiawi terjadi akibat emisi bahan kimia berbahaya ke atmosfer, seperti chlorofluorocarbons (CFCs) dan hydrochlorofluorocarbons (HCFCs). Bahan kimia tersebut dilepaskan ke atmosfer melalui berbagai aktivitas manusia, seperti penggunaan AC, lemari es, busa, dan produk lainnya yang mengandung bahan kimia tersebut. Ketika bahan kimia tersebut mencapai lapisan ozon, mereka bereaksi dengan ozon dan memecah molekul ozon menjadi oksigen. Proses ini menyebabkan penipisan lapisan ozon dan meningkatkan paparan sinar UV berbahaya ke permukaan bumi.

PENIPISAN LAPISAN OZON SECARA LINGKUNGAN

Perubahan lingkungan juga mempercepat proses penipisan lapisan ozon. Perubahan lingkungan dapat terjadi akibat perubahan iklim, polusi udara, dan aktivitas manusia lainnya. Peningkatan suhu global dan perubahan curah hujan dapat mengubah pola sirkulasi udara di atmosfer, mempercepat penipisan lapisan ozon. Polusi udara dan asap dari kebakaran hutan juga dapat mengurangi kualitas udara dan mempercepat penipisan lapisan ozon. Oleh karena itu, melindungi lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca dapat membantu mencegah penipisan lapisan ozon.

Sumber:

https://www.nasa.gov/feature/goddard/2019/international-ozone-day-2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ARTIKEL 5: AIR BERSIH DI INDONESIA: PENGGUNAAN DAN PENGARUHNYA

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting untuk keberlangsungan hidup. Di Indonesia, masalah air bersih masih menjadi perhatian yang besar. Meskipun Indonesia memiliki banyak sumber air, tetapi kualitas air yang dimiliki masih rendah. Pengaruh dari kualitas air yang rendah adalah meningkatnya risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh air yang tercemar. Pada tahun 2018, Kementerian Kesehatan mencatat bahwa 60% dari seluruh kasus penyakit di Indonesia disebabkan oleh air yang tercemar. Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan dan harus segera diatasi. Penggunaan air bersih di Indonesia juga masih belum optimal. Banyak masyarakat, terutama di daerah pedesaan, yang masih sulit untuk mendapatkan akses pada air bersih. Pada tahun 2018, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa hanya 71,5% dari seluruh rumah tangga di Indonesia yang memiliki akses pada air bersih. Namun, penggunaan air bersih di Indonesia tidak hanya terkait dengan kebutuhan dasar manusia. Industri...

ARTIKEL 7: DEPOSISI ASAM

Hai Sobat Chemist! Pada kali ini, aku akan membahas tentang beberapa analisis masalah yang telah dilakukan secara berkelompok mengenai deposisi asam antara lain: Cemaran gas dan polutan yang bersifat asam yang terdeposisi basah menyebabkan air hujan bersifat lebih asam yang dapat dikategorikan sebagai hujan asam. Dampak hujan asam terhadap ekosistem dan organisme di dalamnya khususnya pada ekosistem perairan. Dampak deposisi asam terhadap lingkungan. Pengaruh pH terhadap kelangsungan hidup biota air. Ke-empat masalah tersebut akan dibahas satu persatu melalui artikel ini Hujan Asam Hujan asam yaitu asam yang turun dalam bentuk hujan, hujan asam dapat terjadi apabila asam di udara larut ke dalam partikel air di awan. Hujan asam juga dapat   terjadi akibat hujan turun melalui udara yang bersifat asam sehingga asam larut dalam   air hujan dan jatuh ke tanah. Asam yang terkandung dalam hujan asam adalah asam sulfat (H2SO4 ) dan asam nitrat (HNO 3 ) , keduanya   asam kuat. Asa...

ARTIKEL 4: TINDAKAN MASYARAKAT INDONESIA DALAM MENGURANGI EFEK RUMAH KACA

  Sumber: google.com Efek rumah kaca merupakan masalah serius yang harus segera ditangani oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Dampaknya yang merusak lingkungan dan mengancam keberlangsungan hidup manusia harus diatasi dengan cara-cara yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dan peran aktif dari semua pihak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga kelestarian lingkungan. Memang tidak mudah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi jika semua pihak berperan aktif dan mengambil tindakan yang tepat, dampak efek rumah kaca dapat diminimalisir dan lingkungan dapat dijaga dengan baik. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai tindakan untuk mengatasi efek rumah kaca, seperti mengadopsi kebijakan nasional dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dan pengembangan energi terbarukan. Pemerintah juga telah membentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau dan meningkatkan kesadaran ...