Deposisi asam dapat mempengaruhi stabilitas lingkungan baik bagi kehidupan manusia maupun lingkungan alam. Dampak deposisi asam terhadap lingkungan kehidupan manusia, diantaranya yaitu pengasaman dan kerusakan pada ekosistem perairan, kerusakan hutan dan tanaman, kerusakan kerangka bangunan, dan gangguan pada kesehatan manusia (Gusnita, 2010). Dampak deposisi asam bagi lingkungan bisa dibedakan menjadi 3, yaitu:
●
Dampak langsung, yaitu dampak ketika suatu organisme ataupun
material terpapar langsung oleh hujan asam, misalnya struktur bangunan, biota
air, daun tanaman, dan lain sebagainya.
●
Dampak toksik tidak langsung, yaitu dampak yang terjadi
ketika material larut kemudian meracuni organisme yang hidup di lingkungan
tersebut, misalnya ion aluminium yang terlepas dari mineralnya kemudian terbawa
ke perairan sehingga meracuni ikan
●
Dampak nutrisi tidak langsung, yaitu dampak ketika
mineral-mineral tanah larut sehingga tanah menjadi tidak subur kembali.
Air sungai dan air danau yang
mempunyai tingkat keasaman tinggi dapat menimbulkan hilangnya beberapa spesies.
Bagi beberapa jenis ikan yang baru dilahirkan tidak akan dapat bertahan hidup
dan apabila hal tersebut terjadi berulang-ulang maka spesies tersebut akan
punah (Cahyono, 2005).
Air yang mengalami pengasaman dapat
berdampak negatif pada kesehatan ikan yaitu dapat menyebabkan asidosis pada
ikan di mana terjadi kelebihan asam di dalam tubuhnya sehingga menyebabkan
kerusakan pada insang, gangguan pernapasan, dan penurunan tingkat pertumbuhan.
Ikan yang terkena air asam juga dapat mengalami perubahan perilaku, seperti
penurunan tingkat aktivitas dan pola makan yang berubah (Lestari et al, 2019). Untuk keempat hasil
percobaan tersebut, tidak ada satupun ikan yang mati dalam kondisi tersebut.
Hal ini dikarenakan nilai pH yang dihasilkan setelah penambahan H2SO4
adalah pada rentang 6,21 – 4,66. Sedangkan bagi ikan, nilai pH yang tidak
memungkinkan ikan dapat hidup adalah pH air di bawah kurang dari 4,5. Pada pH
tersebut tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, asam di dalam air akan
menghambat produksi enzim dari larva ikan untuk keluar dari telurnya (Pulungan et al, 2020).
Derajat keasamaan( (pH) adalah
ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam atau basa pada
suatu perairan. Faktor yang mempengaruhi pH pada perairan ialan konsentrasi
karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Kisaran pH adalah 1-14 dan angka
7 menunjukkan bahwa pH normal. Perubahan pH yang terjadi dapat mempengaruhi
siklus kehidupan biota yang ada di perairan termasuk ikan. Tidak semua makhluk
bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, Keadaan pH yang dapat mengganggu
kehidupan ikan adalah pH yang terlalu rendah (sangat asam) atau sebaliknya
terlalu tinggi (sangat basa). Setiap jenis ikan akan memperlihatkan respon yang
berbeda terhadap perubahan pH dan dampak yang ditimbulkannya pun berbeda.
(Sary, 2006) Kondisi perairan yang bersifat asam maupun basa dapat berbahaya
untuk kelangsungan hidup organisme karena dapat menyebabkan terjadinya gangguan
metabolisme dan respirasi. pH yang rendah menyebabkan metabolisme berbagai
senyawa logam berat yang bersifat toksik bagi kelangsungan hidup organisme.
Pada pH tinggi menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air
akan terganggu.
Hubungan pH air dengan ikan budidaya
adalah :
- Apabila
pH air <4,5 akan meracuni ikan budidaya karena pada pH tersebut air
bersifat racun
- Apabila
pH air 5 sampai 6,5 ikan akan sensitif terhadap bakteri dan parasit
akibatnya pertumbuhan ikan akan terhambat
- Apabila
pH air 6,5 sampai 9,0 ikan mengalami pertumbuhan pesat
- Apabila
pH air >9,0 pertumbuhan ikan akan terhambat
Komentar
Posting Komentar