Langsung ke konten utama

ARTIKEL 8: DAMPAK DEPOSISI ASAM BAGI LINGKUNGAN

 Deposisi asam dapat mempengaruhi stabilitas lingkungan baik bagi kehidupan manusia maupun lingkungan alam. Dampak deposisi asam terhadap lingkungan kehidupan manusia, diantaranya yaitu pengasaman dan kerusakan pada ekosistem perairan, kerusakan hutan dan tanaman, kerusakan kerangka bangunan, dan gangguan pada kesehatan manusia (Gusnita, 2010). Dampak deposisi asam bagi lingkungan bisa dibedakan menjadi 3, yaitu:

      Dampak langsung, yaitu dampak ketika suatu organisme ataupun material terpapar langsung oleh hujan asam, misalnya struktur bangunan, biota air, daun tanaman, dan lain sebagainya.

      Dampak toksik tidak langsung, yaitu dampak yang terjadi ketika material larut kemudian meracuni organisme yang hidup di lingkungan tersebut, misalnya ion aluminium yang terlepas dari mineralnya kemudian terbawa ke perairan sehingga meracuni ikan

      Dampak nutrisi tidak langsung, yaitu dampak ketika mineral-mineral tanah larut sehingga tanah menjadi tidak subur kembali.

Air sungai dan air danau yang mempunyai tingkat keasaman tinggi dapat menimbulkan hilangnya beberapa spesies. Bagi beberapa jenis ikan yang baru dilahirkan tidak akan dapat bertahan hidup dan apabila hal tersebut terjadi berulang-ulang maka spesies tersebut akan punah (Cahyono, 2005).

Air yang mengalami pengasaman dapat berdampak negatif pada kesehatan ikan yaitu dapat menyebabkan asidosis pada ikan di mana terjadi kelebihan asam di dalam tubuhnya sehingga menyebabkan kerusakan pada insang, gangguan pernapasan, dan penurunan tingkat pertumbuhan. Ikan yang terkena air asam juga dapat mengalami perubahan perilaku, seperti penurunan tingkat aktivitas dan pola makan yang berubah (Lestari et al, 2019). Untuk keempat hasil percobaan tersebut, tidak ada satupun ikan yang mati dalam kondisi tersebut. Hal ini dikarenakan nilai pH yang dihasilkan setelah penambahan H2SO4 adalah pada rentang 6,21 – 4,66. Sedangkan bagi ikan, nilai pH yang tidak memungkinkan ikan dapat hidup adalah pH air di bawah kurang dari 4,5. Pada pH tersebut tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan untuk keluar dari telurnya (Pulungan et al, 2020).

Derajat keasamaan( (pH) adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam atau basa pada suatu perairan. Faktor yang mempengaruhi pH pada perairan ialan konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Kisaran pH adalah 1-14 dan angka 7 menunjukkan bahwa pH normal. Perubahan pH yang terjadi dapat mempengaruhi siklus kehidupan biota yang ada di perairan termasuk ikan. Tidak semua makhluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, Keadaan pH yang dapat mengganggu kehidupan ikan adalah pH yang terlalu rendah (sangat asam) atau sebaliknya terlalu tinggi (sangat basa). Setiap jenis ikan akan memperlihatkan respon yang berbeda terhadap perubahan pH dan dampak yang ditimbulkannya pun berbeda. (Sary, 2006) Kondisi perairan yang bersifat asam maupun basa dapat berbahaya untuk kelangsungan hidup organisme karena dapat menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. pH yang rendah menyebabkan metabolisme berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik bagi kelangsungan hidup organisme. Pada pH tinggi menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air akan terganggu.

Hubungan pH air dengan ikan budidaya adalah :

  1. Apabila pH air <4,5 akan meracuni ikan budidaya karena pada pH tersebut air bersifat racun
  2. Apabila pH air 5 sampai 6,5 ikan akan sensitif terhadap bakteri dan parasit akibatnya pertumbuhan ikan akan terhambat
  3. Apabila pH air 6,5 sampai 9,0 ikan mengalami pertumbuhan pesat
  4. Apabila pH air >9,0 pertumbuhan ikan akan terhambat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ARTIKEL 5: AIR BERSIH DI INDONESIA: PENGGUNAAN DAN PENGARUHNYA

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting untuk keberlangsungan hidup. Di Indonesia, masalah air bersih masih menjadi perhatian yang besar. Meskipun Indonesia memiliki banyak sumber air, tetapi kualitas air yang dimiliki masih rendah. Pengaruh dari kualitas air yang rendah adalah meningkatnya risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh air yang tercemar. Pada tahun 2018, Kementerian Kesehatan mencatat bahwa 60% dari seluruh kasus penyakit di Indonesia disebabkan oleh air yang tercemar. Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan dan harus segera diatasi. Penggunaan air bersih di Indonesia juga masih belum optimal. Banyak masyarakat, terutama di daerah pedesaan, yang masih sulit untuk mendapatkan akses pada air bersih. Pada tahun 2018, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa hanya 71,5% dari seluruh rumah tangga di Indonesia yang memiliki akses pada air bersih. Namun, penggunaan air bersih di Indonesia tidak hanya terkait dengan kebutuhan dasar manusia. Industri...

ARTIKEL 7: DEPOSISI ASAM

Hai Sobat Chemist! Pada kali ini, aku akan membahas tentang beberapa analisis masalah yang telah dilakukan secara berkelompok mengenai deposisi asam antara lain: Cemaran gas dan polutan yang bersifat asam yang terdeposisi basah menyebabkan air hujan bersifat lebih asam yang dapat dikategorikan sebagai hujan asam. Dampak hujan asam terhadap ekosistem dan organisme di dalamnya khususnya pada ekosistem perairan. Dampak deposisi asam terhadap lingkungan. Pengaruh pH terhadap kelangsungan hidup biota air. Ke-empat masalah tersebut akan dibahas satu persatu melalui artikel ini Hujan Asam Hujan asam yaitu asam yang turun dalam bentuk hujan, hujan asam dapat terjadi apabila asam di udara larut ke dalam partikel air di awan. Hujan asam juga dapat   terjadi akibat hujan turun melalui udara yang bersifat asam sehingga asam larut dalam   air hujan dan jatuh ke tanah. Asam yang terkandung dalam hujan asam adalah asam sulfat (H2SO4 ) dan asam nitrat (HNO 3 ) , keduanya   asam kuat. Asa...

ARTIKEL 4: TINDAKAN MASYARAKAT INDONESIA DALAM MENGURANGI EFEK RUMAH KACA

  Sumber: google.com Efek rumah kaca merupakan masalah serius yang harus segera ditangani oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Dampaknya yang merusak lingkungan dan mengancam keberlangsungan hidup manusia harus diatasi dengan cara-cara yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dan peran aktif dari semua pihak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga kelestarian lingkungan. Memang tidak mudah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi jika semua pihak berperan aktif dan mengambil tindakan yang tepat, dampak efek rumah kaca dapat diminimalisir dan lingkungan dapat dijaga dengan baik. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai tindakan untuk mengatasi efek rumah kaca, seperti mengadopsi kebijakan nasional dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dan pengembangan energi terbarukan. Pemerintah juga telah membentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau dan meningkatkan kesadaran ...